Di masa pandemi covid-19, Bu Aytun harus bekerja ekstra keras dari biasanya. Penerapan pembelajaran jarak jauh baginya merupakan tantangan yang menarik. Penggunaan teknologi IT menjadi alternatif tetap terlaksananya pembelajaran. Ia gencar dan aktif memperkenalkan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Walaupun demikian, ternyata tidak semua muridnya bisa mengikuti. Kondisi ini mengharuskannya berkunjung ke rumah siswa. Seperti Warniah, siswa yang sudah dua minggu tidak hadir pada pembelajaran daring.
Berbekal semangat dan tetap menerapkan prokes, Bu Aytun berhasil menemui Warniyah dan orangtuanya. Kondisi keluarga Warniyah yang hidup dalam kemiskinan, meluluhkan ego dan ketegasannya selama ini. Ayah Warniyah baru pulang kerja sebagai kuli panggul di pasar. Ibunya baru pulang menjalani pekerjaan sebagai binatu di tetangganya. Ketika Aytun datang, ia sedang mencuci beras yang dibawa suaminya untuk dimasak. Warniyah sendiri sedang mengasuh kedua adiknya yang masih balita. Jangankan memiliki handphone untuk belajar daring, penghasilan orangtuanya hanya cukup untuk hidup pada hari itu. Usai berbincang, Bu Aytun menggenggamkan sejumlah isi dompetnya kepada ibu Warniyah. "Warniyah, nanti ibu bawakan buku dan tugas untuk kamu kerjakan. Tetap semangat, ya...." Bu Aytun pamitan dengan dada terasa sesak yang tak tertahankan. Bulir-bulir air tak terasa mengalir dari sudut matanya yang mulai sembab.
0 komentar:
Posting Komentar