Pentigraf
Karya Mardiani
Kakang dan Ceuceu merasa takjub saat mereka tiba di Masjidil Haram mendapati begitu banyak orang dari berbagai macam ras dan suku bangsa. Tentu saja jemaah haji atau umrah datang dari berbagai negara bahkan benua dengan fisik yang berbeda, cara mereka berpakaian, berbicara, berjalan, bahkan beribadahpun berbeda-beda.
Saat Kakang dan Ceuceu hendak thawaf mengelilingi ka’bah, mereka berpapasan dengan sekelompok orang berkulit hitam tinggi besar berjubah warna terang, kemungkinan orang Nigeria. Ceueceu memegang erat lengan suaminya, ia takut terseret oleh rombongan mereka dan terlepas dari genggaman suaminya. Tiba-tiba salah seorang wanita Nigeria berjubah oranye menyenggol Ceuceu, sontak Kakang merengkuh bahu istrinya agar tidak oleng. Ia berbisik pada istrinya, “Kalau aku disuruh beristrikan wanita Nigeria, diberi imbalan sebesar apapun aku gak mau." Ceuceu hanya menggelengkan kepala dan meletakkan telunjuk di bibirnya untuk menghentikan ucapan suaminya.
Tujuh putaran mengelilingi Ka’bah mereka lalui. Segera mereka mengambil jalur lingkaran terluar dan hendak menuju kran air zam-zam untuk melepas dahaga. Betapa kagetnya Kakang saat menoleh ke belakang ternyata bukan istrinya yang dituntun tapi wanita Nigeria berkulit hitam berjubah oranye. Sontak ia melepaskan genggaman tanganya. Ternyata istrinya tertinggal di belakang wanita Nigeria tersebut. Dengan tersenyum kecut Ceuceu berkata, “Makanya, jangan asal ngomong, istghfar…istighfar, Mas!”
Sisi lain dari perjalanan religius
BalasHapusiya bu, selalu ada kejadian diluar jangkauan kita.
Hapus