Rabu, 08 Desember 2021

Menuntun Istri

           (Gambar : DocPlayer.info)
Pentigraf
Karya Mardiani

Kakang dan Ceuceu merasa  takjub saat mereka tiba di Masjidil Haram mendapati begitu banyak orang dari berbagai macam ras dan suku bangsa. Tentu saja jemaah  haji atau umrah datang dari berbagai negara bahkan benua dengan fisik yang berbeda, cara mereka berpakaian, berbicara, berjalan, bahkan beribadahpun berbeda-beda. 

Saat Kakang dan Ceuceu hendak thawaf mengelilingi ka’bah, mereka berpapasan dengan sekelompok orang berkulit hitam tinggi besar berjubah warna terang, kemungkinan orang  Nigeria. Ceueceu memegang erat lengan suaminya, ia takut terseret oleh rombongan mereka dan terlepas dari genggaman suaminya. Tiba-tiba salah seorang  wanita Nigeria berjubah  oranye  menyenggol Ceuceu, sontak Kakang merengkuh bahu istrinya agar tidak oleng. Ia berbisik pada istrinya, “Kalau aku disuruh beristrikan wanita Nigeria, diberi imbalan sebesar apapun aku gak mau." Ceuceu hanya menggelengkan  kepala dan meletakkan telunjuk  di bibirnya untuk menghentikan ucapan suaminya.

Tujuh putaran mengelilingi Ka’bah mereka lalui.  Segera mereka mengambil jalur lingkaran  terluar dan hendak menuju kran air zam-zam untuk melepas dahaga. Betapa kagetnya Kakang saat menoleh ke belakang ternyata bukan istrinya yang dituntun tapi wanita Nigeria berkulit hitam berjubah oranye. Sontak ia melepaskan genggaman  tanganya. Ternyata istrinya  tertinggal  di belakang wanita Nigeria tersebut. Dengan tersenyum kecut  Ceuceu berkata, “Makanya, jangan asal ngomong, istghfar…istighfar, Mas!”
2

2 komentar: