Pentigraf
Oleh Mardiani
Berjalan kaki dari Masjidil Haram ke makhtab adalah hal menyenangkan. Banyak jemaah haji yang melakukannya selepas sholat di Masijidil Haram. Selain menikmati pemandangan kota Mekah yang bersih dan nyaman, kita juga bisa menjumpai para pedagang kakki lima serta kios-kios di sepanjang jalan yang menjual oleh- oleh khas Mekah. Sajadah, sorban, gamis, jilbab, parfum, Jam tangan, lukisan kaligrafi dan pernak-pernik lainnya bisa kita dapatkan dengan harga murah asal kita pintar menawarnya meskipun dengan bahasa tarzan. Kios-kios penjual makan dan minumanpun banyak dijumpai di sana. Ada yang menjual makanan cepat saji seperti kebab, pizza, paket nasi briyani dan makanan-makanan khas timur tengah lainnya juga berbagai macam minuman serta jus buah segar. Ceuceu dan suaminya, Kakang , adalah pasangan jemaah haji yang juga sangat menikmati kegiatan berjalan kaki dari Masjidil Haram ke Bahuthmah, sebiah perkampungan haji diujung selatan kota Mekah.
Hari itu Ceuceu berencana untuk membeli jus Kiwi di kedai dekat Taman Misfalah sekitar 500 meter sebelum Bahutmah. Hari sebelumnya ia sempat mencicipi jus kiwi yang dibeli suaminya dan ternyata enak sekali rasanya. Setelah sholat Subuh dan Dhuha di Masjidil Haram, Ceuceu dituntun suaminya keluar dari mesjid. Melihat kran air zam-zam depan mesjid tak urung Ceuceu meneguk 2 gelas air zam-zam untuk melepas dahaga setelah sholat dan thawaf. Kakang mengikuti istrinya dari belakang, dia selalau waspada menjaga keselamatn istrinya. Setelah puas dengan air zam-zam mereka mulai menyususri jalanan kota menuju mahktab mereka di Bahutmah. Sepanjang jalan menuju Bahuthmah, Ceuceu ditawari berbagai macam barang oleh para pedagang. Namun Ceuceu tidak tergiur karena hari sebelumnya ia sudah banyak membeli berbagai macam oleh- oleh untuk kerabat di tanah air. Saat ini Ia fokus dengan jus kiwi yang sudah diidam - idamkan sejak subuh tadi. Taman Misfalah sudah nampak di depan mata, begitupun kedai penjual jus terlihat sudah menggerai gelas- gelas plastik berisi aneka macam jus buah. Kakang memperlabat jalan kakinya dan hendak menuju kedai. Namun entah mengapa Ceuceu malah mempercepat langkahnya dengan terburu-buru. Wajahnya pucat pasi. Tentu saja Kakang heran dan cemas melihat keadaan istrinya. Kakang segera mengejar istrinya yang berjalan setengah berlari dan mengabaikan tukang jus yang berteriak menawarkan dagangannya.
Kakang batal membeli jus untuk istrinya. Dengan was-was ia mencoba mensejajari langkah istrinya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Belum sempat ia bertanya, Ceuceu menunjukkan tangannya ke bagian bawah gamis hitamnya, "Aku gak kuat pengen pipis, Mas. Lihat sudah tak terbendung lagi," ucapnya sambil melirik kesana-kemari takut ada orang lain yang melihatnya. Ternyata gamisnya sudah basah oleh aliran air terjun yang tak terbendung. Sambil menahan tawa, Kakang segera menuntun istrinya bergegas menuju makhtabnya di Bahutmah.
Makasih pa Yoyon sudah mengunggahkannya.
BalasHapus