Kamis, 02 Desember 2021

Jus Kiwi

Pentigraf 
Oleh Mardiani


Berjalan kaki dari Masjidil Haram ke makhtab adalah hal menyenangkan. Banyak  jemaah haji yang melakukannya selepas sholat di Masijidil Haram. Selain menikmati pemandangan kota Mekah yang bersih dan nyaman, kita juga bisa menjumpai para pedagang kakki lima serta  kios-kios di sepanjang  jalan  yang menjual oleh- oleh khas Mekah. Sajadah, sorban, gamis, jilbab, parfum, Jam tangan, lukisan kaligrafi dan pernak-pernik  lainnya bisa kita dapatkan dengan harga murah asal kita pintar menawarnya meskipun dengan bahasa tarzan. Kios-kios penjual makan dan minumanpun banyak dijumpai di sana. Ada yang menjual  makanan cepat saji seperti kebab, pizza, paket nasi briyani dan makanan-makanan khas timur tengah lainnya juga berbagai macam minuman serta jus buah segar.  Ceuceu  dan  suaminya, Kakang ,  adalah pasangan  jemaah haji yang juga sangat menikmati kegiatan  berjalan kaki dari Masjidil Haram ke Bahuthmah, sebiah perkampungan haji diujung selatan kota Mekah. 


Hari itu Ceuceu berencana untuk membeli jus Kiwi di kedai dekat Taman Misfalah sekitar 500 meter sebelum Bahutmah. Hari sebelumnya ia sempat mencicipi jus  kiwi yang dibeli suaminya dan ternyata enak sekali rasanya. Setelah sholat Subuh dan Dhuha di Masjidil Haram, Ceuceu  dituntun suaminya keluar dari mesjid. Melihat kran air zam-zam depan mesjid tak urung Ceuceu meneguk 2 gelas air  zam-zam untuk melepas dahaga setelah sholat dan thawaf. Kakang mengikuti istrinya dari belakang, dia selalau waspada menjaga keselamatn istrinya. Setelah puas dengan air zam-zam mereka mulai menyususri jalanan kota menuju mahktab mereka di Bahutmah.  Sepanjang jalan menuju Bahuthmah, Ceuceu ditawari berbagai macam barang oleh para pedagang. Namun Ceuceu  tidak tergiur karena hari sebelumnya ia sudah banyak membeli berbagai macam  oleh- oleh untuk kerabat di tanah air. Saat ini  Ia fokus dengan jus kiwi yang sudah diidam - idamkan sejak subuh tadi. Taman Misfalah sudah nampak di depan mata, begitupun kedai penjual jus terlihat sudah menggerai gelas- gelas plastik berisi aneka macam jus buah. Kakang memperlabat jalan kakinya dan hendak menuju kedai. Namun entah mengapa Ceuceu  malah mempercepat langkahnya dengan terburu-buru. Wajahnya pucat pasi. Tentu saja Kakang heran dan cemas melihat keadaan istrinya. Kakang segera mengejar istrinya yang  berjalan setengah berlari dan mengabaikan tukang  jus yang berteriak menawarkan  dagangannya.  


Kakang   batal membeli jus untuk istrinya. Dengan was-was ia mencoba mensejajari langkah  istrinya mencari tahu apa yang sebenarnya  terjadi. Belum sempat ia bertanya,  Ceuceu  menunjukkan tangannya ke bagian bawah gamis hitamnya,  "Aku gak kuat pengen pipis, Mas. Lihat sudah tak terbendung lagi," ucapnya sambil melirik kesana-kemari takut ada orang lain yang melihatnya. Ternyata gamisnya sudah basah oleh aliran air terjun  yang tak terbendung. Sambil menahan tawa, Kakang  segera menuntun istrinya bergegas menuju makhtabnya di Bahutmah.
1

1 komentar: